Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Sejarah Masjid Pertama di Berlin

Selasa, 09 Desember 2008

Tilawat Quran ala Nabi SAW

Cara Rasulullah Membaca Quran
Oleh:Hdh.Mirza Masroor Ahmad
www.katalogislam.com

الَّذِيْنَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُوْنَهُ حَقَّ تِلاَوَتِهِ أُوْلَـئِكَ يُؤْمِنُوْنَ بِهِ وَمنْ يَّكْفُرْ بِهِ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْخَاسِرُوْنَ
Artinya : Orang-orang yang kepada mereka Kami berikan Al Kitab dan mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itulah yang beriman kepadanya. Dan barang siapa ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang merugi.(al-Baqarah [2]:121)

Tafsir:

Apakah yang dimaksud dengan حَقَّ تِلاَوَتِهِ membacanya dengan bacaan yang sebenarnya? Maksudnya adalah apabila sedang membaca Al Qur’an maka renungkanlah perkara-perkara yang diperintahkan untuk mengamalkannya dan perkara-perkara yang harus dicegah. Apa yang diperintahkan untuk mengamalkannya amalkanlah dengan baik dan apa yang dilarang untuk mencegahnya cegahlah dengan sebaik-baiknya. Sebagaimana pengakuan orang-orang Yahudi dan Nasrani dihadapan Hazrat Rasulullah saw adalah : Kami juga mempunya Kitab! Mereka menghendaki agar orang-orang Islam pada waktu itu mengakui penda’waan mereka. Maka, pertama Allah swt telah menolak penda’waan orang-orang Yahudi itu, bahwa kitab kalian sekarang sudah tidak layak lagi dikatakan kitab yang benar. Sebab amal perbuatan kalian sudah bertentangan dengan ajarannya. Sebagian diantara ajarannya kalian sembunyikan dan sebagian lagi kalian zahirkan.
Maka sekarang kitab kalian tidak dapat memberi hidayat lagi, sekarang setelah Hazrat Rasulullah saw diutus dan setelah Kitab Syari’at Al Qur’an diturunkan kepada beliau, hanya Kitab Al Qur’anlah yang dapat memberi hidayah dan petunjuk yang sangat berkesan kepada kalian. Inilah Kitab yang dapat menegakkan landasan petunjuk bagi dunia seluruhnya.
Jadi para sahabah radiallahu ‘anhum telah membuktikan dengan nyata melalui kehidupan suci beliau-beliau itu. Dan beliau-beliau itulah Mu’min sejati yang telah membaca Kitab Suci Al Qur’an dengan bacaan yang sebenarnya. Dan beliau-beliau itulah yang patut disebut orang-orang beriman yang sejati. Sebab Allah swt telah menjadikan amal soleh itu sebagai syarat untuk menjadi orang mu’min yang sejati. Maka jelaslah bahwa orang-orang mu’min sejati adalah mereka yang membaca Kitab Suci Al Qur’an dengan bacaan yang sebenarnya dan yang melakukan amal-amal soleh. Oleh sebab itu orang yang betul-betul menunaikan perintah bacaan Kitab Suci Al Qur’an adalah orang-orang yang selalu melakukan amal-amal soleh. Jadi hal ini sesungguhnya merupakan peringatan keras terhadap orang-orang muslim: “Jika kalian membaca Kitab Suci Al Qur’an dan kalian tidak mengamalkan apa-apa yang Kitab itu perintahkan untuk mengamalkannya maka iman kalian tidak akan dapat mencapai peringkat kesempurnaan.”
Jadi, seberapa banyak manusia memahami firman-firman Allah swt didalam Kitab Suci Al Qur’an, sebanyak itu pula iman mereka itu akan bertambah dan meningkat terus. Dan hal semacam itulah yang dapat menimbulkan kemampuan untuk membaca Al Qur’an dengan sebaik-baiknya. Hazrat Rasulullah saw telah memberi nasihat tentang itu yang diriwayatkan oleh Hazrat Abu Ubaidah Maliki r.a. katanya Rasulullah saw telah bersabda : Hai Ahli Qur’an !! Janganlah tidur sebelum kalian membaca Al Qur’an dan lakukanlah tilawat Al Qur’an siang dan malam sebagaimana seharusnya tilawat itu dilakukan. Dan sebarkanlah ajarannya dan bacalah dia dengan suara yang merdu dan renungkanlah selalu apa pokok ajaran yang terkandung didalamnya supaya kalian menadapat kejayaan.
Maka didalam riwayat ini telah diterangkan dengan jelas maksud ayat tersebut diatas bagaimana memnuhi cara pembacaan Qur’an dengan sebenarnya supaya dengan membacanya itu bukan hanya terselamat dari kerugian melainkan juga akan termasuk kedalam orang-orang yang berjaya. Akan termasuk kedalam golongan orang-orang yang banyak memperoleh kemajuan dan kemenangan.
Didalam riwayat lain diterangkan tentang kedudukan orang yang menilawatkan Qur’an dengan cara yang sebenarnya bahkan kedudukan orang tuanya juga yang telah membuat anak mereka itu terbiasa menilawatkan Qur’an setiap hari. Hazrat Sahal Bin Ma’az r.a. meriwayatkan dari bapak beliau, katanya Hazrat Rasulullah saw bersabda : Orang yang membaca Al Qur’an dan mengamalkan dari apa yang dibacanya maka pada hari Qiyamat akan dipakaikan dua buah mahkota diatas kepala kedua Ibu-Bapak-nya dan dari mahkota-mahkota itu akan memantulkan cahaya yang sangat terang, lebih terang dari pada cahaya mata hari yang menyinari rumah-rumah mereka itu di dunia ini.
Apabila martabat kedua ibu-bapak yang mengajar Qur’an itu kepada anak mereka demikian tingginya, maka pikirlah bagaimana tingginya martabat orang yang selalu mengamalkan ajaran-ajaran Qur’an itu? Maka, para orang tua harus menaruh perhatian sungguh-sungguh untuk mengajar anak-anak mereka membaca Qur’an. Perhatikanlah sungguh-sungguh untuk mengajarkan kalam Ilahi yang indah dan suci ini kepada anak-anak sendiri dan tanamkan kecintaan didalam hati mereka untuk membacanya setiap hari.
Didalam sebuah riwayat lagi yang diceritakan oleh Hazrat Aisyah Ummul Mu’minin r.a. katanya Rasulullah saw bersabda : Orang yang membaca Kitab Suci Al Qur’an dan ia seorang Hafiz (Hafal Qur’an) dihari akhirat nanti ia akan duduk bersama orang-orang yang sangat mulia dan sangat terhormat dan orang yang membaca Qur’an dengan semangat dan patuh ta’at terhadap ajaran-ajarannya, maka untuknya disediakan ganjaran dua kali lipat ganda.
Didalam sebuah riwayat lagi yang diceritakan oleh Hazrat Ibnu Umar r.a. katanya Hazrat Rasulullah saw bersabda : Sesungguhnya hati manusia juga dapat disepuh (seperti mas) seperti halnya besi sudah berkarat dapat disepuh (dibersihkan) sampai cemerlang. Seorang bertanya, Ya Rasulallah !! Dengan cara bagaimana hati dapat dsepuh (dibersihkan) ? maka Rasulullah saw bersabda : Ingatlah kematian sebanyak-banykanya dan banyak-banyaklah membaca Quran Karim !
Dengan seringnya mengingat kematian tidak melengahkan manusia untuk mengingat Allah swt. Dia yakin bahwa suatu ketika hari pembalasan akan tiba sa’atnya. Dan dengan menunaikan kewajiban membaca Kitab Suci Al Qur’an ia akan mendapat taufiq untuk berbuat kebaikan. Dengan menunaikan kewajiban itu seorang mu’min dapat memperoleh ganjaran yang sangat baik dari Allah wt. Dan diakhirat juga disediakan ganjaran yang sangat baik untuknya. Seorang mu’min demikian selalu memperhatikan untuk menunaikan kewajiban hak-hak Allah swt dan hak-hak sesama manusia dengan hati yang suci-bersih.
Bagaimana cara Rasulullah saw membaca Kitab Suci Al Qur’an? Hal ini perlu dijelaskan, sebab banyak orang-orang membaca Qur’an dengan cepat-cepat dengan anggapan dia mempunyai kebolehan membaca lebih dari yang lain. Cara Rasulullah saw membaca Qur’an sungguh berbeda dengan cara orang seperti itu. Tentang itu terdapat sebuah riwayat yang diceritakan oleh Hazrat Qatadah r.a. katanya saya bertanya kepada Anas r.a. tentang bagaimana caranya Rasulullah saw membaca Qur’an. Maka Hazrat Anas r.a berkata, bahwa Rasulullah saw selalu membaca Qur’an dengan perlahan-lahan sambil berhenti dan merenungkan maksud ayat yang dibaca, kemudian beliau teruskan lagi, lalu berhenti sekejap sambil merenungkan isinya, demikianlah seterusnya.
Diriwayatkan lagi Rasulullah saw telah bersabda bahwa; Didalam Kitab suci Al Qur’an banyak sekali mengandungi mutiara dan mengandungi hikmah dan setiap kali orang berusaha merenungkannya dengan pengertian yang dalam, maka ia selalu melihat keindahan ajarannya yang baru.
Sesungguhnya tidak ada orang yang lebih dalam memahami kandungan isi Al Quran selain dari pada Rasulullah saw. Maka apabila beliau membaca Qur’an, pada waktu itu pikiran beliau terus menerawang kepada kedalaman arti dan rahasia setiap ayat yang beliau baca itu. Dan contoh serta tauladan beliau ini menggugah perhatian kita untuk membaca Qur’an dengan perlahan-lahan sambil merenungkan dan memahami setiap ayat yang sedang kita baca. Untuk mengingatkan terhadap contoh demikian itulah Hazrat Rasulullah saw memberi nasihat kepada para sahabah beliau seperti yang diriwayatkan oleh Hazrat Abdullah bi Umar r.a. katanya Rasulullah saw telah bersabda kepada saya : Bacalah selalu Al Qur’an sampai selesai setiap bulan satu kali. Lalu saya berkata kepada beliau, ya Rasulallah ! Saya mempunyai kemampuan membaca lebih cepat dari itu ! Atas jawaban itu beliau menyuruh saya untuk menamatkannya dalam waktu satu minggu dan beliau mencegah menamatkan Qur’an lebih cepat dari pada itu (kurang dari satu minggu).
Maka sekalipun mempunyai kemampuan untuk membaca, namun tidak diperbolehkan seseorang membacanya sampai tamat dalam waktu kurang dari satu minggu lamanya. Sebab dengan pembacaan yang sangat cepat itu tidak akan sempat merenungkan dan mempelajarinya dengan baik. Membaca dengan cepat-cepat sampai tamat bukanlah menjadi tujuan utama. Dari riwayat ini dapat diketahui betapa besarnya minat para sahabah untuk membaca dan menela’ah Kitab Suci Al Qur’an ini. Beliau-beliau itu menganggap tilawat dan menela’ah Al Qur’an itu pekerjaan yang sangat penting sekali. Dan dizaman ini yakni dizaman kita sekarang ini pentingnya membaca Kitab Suci Qur’an sambil memahaminya dirasakan sangat meningkat sekali sebab prioritasnya telah berobah.
Read More...